Sabtu, 21 Juni 2014

Sistim Rem


1.    Dasar Sistem Rem
Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan dan menghentikan laju kendaraan atau memungkinkan untuk diparkir di jalan yang menurun.Karena itu rem sangat penting pada sebuah kendaraan untuk memastikan mengemudi yang aman.Rem diharapkan sangat handal, serta tahan lama, sehingga kendaraan dapat dihentikan dengan aman dan cepat di mana saja dan dalam kondisi apapun. Syarat-syarat sebuah rem adalah sebagai berikut :
a.    Dapat bekerja dengan cepat.
b.    Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama atau gaya pengereman seimbang dengan beban yang diterima oleh masing-masing roda.
c.    Dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan cukup.
d.    Mudah disetel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman.


ii.    Prinsip Kerja Rem
Sebuah kendaraan yang bergerak tidak bisa berhenti segera ketika mesin terputus dari powertrain, karena inersia (kecenderungan bendda bergerak untuk terus bergerak).Inersia ini haris dikurangi untuk membawa kendaraan untuk berhenti.Mesin mengubah energi termal menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakkan kendaraan.Sebaliknya, rem mengubah kembali energi kinetic menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan.Umumnya, rem bekerja dengan menyebabkan benda tetap ditekan pada benda berputar. Efek pengereman diperoleh dari gesekan yang dihasilkan antara dua benda. Sistem rem dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
a.    Sistem Rem Mekanik
Sistem rem mekanik ini merupakan system rem yang paling sederhana dan tidak terlalu banyak memakai komponen. Sistem rem ini umumnya digunakan untuk kendaraan kecil dan kendaraan lama. Komponen terpenting dalam sistem rem jenis mekanik ini yaitu sepatu rem, tuas, dan kawat/seling. Sistem rem mekanik lebih mudah dalam perawatan dan perbaikan karena konstruksi yang sederhana. Gerakan dorong dari tuas akan diteruskan ke sepatu rem dengan menggunakan kawat/seling, semakin kuat/panjang tuas penggerak maka semakin kuat sepetu rem menekan tromol atau lintasan.

a.    Sistem Rem Hidrolik
Sistem rem hidrolik merupakan sistem rem yang menggunakan fluida cair sebagai media penghantar/penyalur gerakan. Sistem rem hidrolik ini sangat rumit dan perlu perawatan yang berkala karena komponen-komponen rawan terhadap kerusakan, apabila terjadi terjadi kerusakan/kebocoran pada selang atau sambungan-sambungan penyalur fluida maka akan mengganggu siklus aliran atau kerja dari sistem rem hidrolik. Komponen terpenting dalam sistem rem hidrolik yaitu sepatu rem, master silinder, actuactor cylinder, dan tuas. Sistem rem hidrolik in bekerja apabila tuas pedal rem diinjak maka tuas akan meneruskan gerakan ke master silinder, di dalam master silinder terjadi perubahan energi kinetik menjadi tekanan pada minyak rem yang kemudian diteruskan menuju actuactor cylinder melewati selang/pipa-pipa tekanan tinggi, setelah tekanan sampai di actuactor cylinder kemudian gaya tekan dirubah menjadi gerakan/kinetik oleh actuactor

b.    Sistem Rem Pneumatik

Sistem rem pneumatik merupakan sistem rem yang menggunakan fliuda gas sebagai penghantar/penyalur gerakan.Dalam sistem ini konstruksi tidak terlalu rumit karena sistem rem pneumatik ini merupakan system rem tambahan untuk membantu sistem rem kendaraan.Sistem rem pneumatik ini umumnya dipasang pada kendaraan berat dan besar karena membutuhkan daya pengereman yang besar juga. Komponen terpenting dalam sistem rem ini adalah kompresor, selang tekanan tinggi, dan katup pengatur.
c.    Sistem Rem Tromol
Rem tromol adalah salah satu konstruksi rem yang cara pengereman kendaraan dengan menggunakan tromol rem (brake drum), sepatu rem (brake shoe), dan silinder roda (wheel cylinder). Pada umumnya jenis rem tromol yang digunakan roda depan dan belakang tidak sama, hal ini dimaksudkan supaya sistem rem dapat berfungsi dengan baik dan sesuai persyaratan. Adapun bagian-bagian utama rem tromol adalah sebagai berikut:
a.    Silinder Roda (Wheel Cylinder)
Fungsi dari silinder roda adalah untuk menekan brake shoe (sepatu rem) ke brake drum (tromol rem). Di dalam silinder roda terpasang satu atau dua buah piston beserta seal tergantung dari konstruksi rem tromolnya. Bila pedal rem diinjak, tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan ke semua silinder roda, tekanan di dalam silinder roda menekan piston ke arah luar dan selanjutnya piston menekan sepatu rem menggesek tromol sehingga roda berhenti. Bila pedal rem dilepas maka, sepatu rem kembali ke posisi semula oleh tarikan pegas dan roda bebas.

b.    Sepatu Rem (Brake Shoe)
Sepatu rem (brake shoe) berfungsi untuk menahan putaran tromol rem melalui gesekan. Pada bagian luar sepatu rem terbuat dari asbes dengan tembaga atau campuran plastic yang tahan panas.

c.    Pegas Pengembali
Pegas pengembali berfungsi untuk mengembalikan sepatu rem (brake shoe) ke posisi semula pada saat tekanan silinder roda turun.
d.    Backing Plate
Backing plate berfungsi sebagai tumpuan untuk menahan putaran tromol sekaligus sebagai dudukan silinder roda.
e.    Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat dari besi tuang (gray cast iron) dan gambar penampangya seperti terlihat pada gambar di bawah ini.Tromol rem ini letaknya sangat dekat dengan sepatu rem tanpa bersentuhan dan berputar bersama roda. Ketika kanvas menekan permukaan bagian dalam tromol bila rem bekerja, maka gesekan panas tersebut dapat mencapai suhu setinggi 200 derajat C sampai 300 derajat C.


1)    Model Tromol Rem
Rem tromol terbagi dalam lima model, tiap model prinsipnya berbeda satu sama lain.
a.    Model Leading Trailling Shoe
Konstruksi-konstruksi sepatu primer dan sekuder dijamin oleh silinder yang mempunyai dua buah piston dan bagian bawahnya dijamin oleh pin. Pada saat tromol berputar sepatu trailing cenderung menahan putaran tromol.Sepatu kiri disebut leading dan sepatu kanan disebut trailing.

Kedua leading trailing shoe menahan pengereman yang sama dimana saat tromol berputar ke arah berlawanan maka leading shoe menjadi trailing shoe dan sebaliknya.
b.    Model Two Leading
Konstruksi model ini pada bagian atas sepatu primer dan sekunder dipasang sebuah silinder roda dengan penyetel sepatu rem menjadi leading jika berputar sebaliknya maka kedua sepatu rem menjadi trailing.

c.    Model Dual Two Leading
Konstruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder roda yang dipasang di atas dan di bawah sepatu primer dan sekunder. Pada model ini baik maju maupun mundur kedua sepatu menjadi leading.

d.    Model Uni Servo
Konstruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder di bagian atas sepatu primer dan sekunder. Bila pedal rem ditekan maka piston bergerak mendorong sepatu rem searah putaran tromol. Akibatnya timbul gesekan dan diteruskan ke sepatu sekunder. Gerakan sepatu trailing dijaga silinder roda dan tenaga rem yang dihasilkan besar. Bila putaran tromol terbalik, maka kedua sepatu rem akan menjadi trailing dsn efek pengereman jelek.

e.    Model Duo Servo
Konstruksi model ini dilengkapi sebuah silinder roda dengan dua buah piston. Tekanan dari silinder rem diseimbangkan oleh penyetel sepatu rem.

2)    Rem Cakram
Penggunaan rem cakram dewasa ini sangat banyak digunakan, pada umumnya dipasang pada roda depan dan sudah merupakan standar pada kendaraan model baru. Konstruksi pada rem cakram hampir sama dengan rem tromol, dimana tromolnya ditiadakan dan sebagai gantinya dipasang sekeping cakram. Pada rem cakram terdapat sepatu-sepatu rem yang dilengkapi dengan pelapis sepatu rem, cara kerja rem ini secara hidrolik. Daya pengereman terjadi karena adanya gesekan antara cakram dengan pad, sehingga pengereman terjadi.Kelebihan sistem rem ini adalah cakram yang merupakan pengganti tromol rem secara langsung barhubungan dengan udara luar, sehingga pendinginan jauh lebih sempurna dan lebih efektif.Cakram yang tipis sangat mudah dan cepat meneruskan penyebaran panas yang timbul.Perawatan dan perbaikan sangat mudah.Keburukan jenis rem ini adalah cakram dalam keadaan terbuka dan berhubungan langsung dengan udara luar menyebabkan mudah sekali terkena kotoran, debu, dan lumpur.





        Komponen-komponen utama rem cakram adalah sebagai berikut :
1.    Cakram
Pada rem cakram, komponen cakram atau piringan merupakan bagian yang secara langsung menghasilkan pengereman dengan adanya gesekan dengan pad. Cakram atau piringan terbuat dari besi tuang yang mampu menahan panas dan tahan korosi.                       
2.    Caliper
Bagian yang tidak bergerak dari rem pad cakram adalah caliper, dimana terdapat silinder-silinder rem berikut sepatu rem dan pirodonya. Apabila pedal rem diinjak maka silinder-silinder rem akan bekerja secara hidrolik sehingga sepatu-sepatu rem atau pad akan menjepit, dan menghentikan cakram rem yang sedang berputar. Caliper terbagi dalam dua tipe yaitu:
•    Tipe Fixed Caliper
Tipe caliper ini konstruksinya terpasang dua silinder yang bekerja secara hidropolik menekan pad dari dua arah.
Prinsip kerja:
Pada saat terjadi tekanan akibat hidropolik oil pressure maka piston akan mendorong kedua pad dan pegas karet sehingga pad menahan cakram.

Pada saat tekanan hilang maka pegas karet akan mengembang (reaksi) dan kedudukan pad rem kembali pada keadaan semula.
•    Tipe Floating Caliper
Pada tipe ini hanya dilengkapi satu silinder yang terpasang pada slide pins yang bekerja secara hidrolik. Piston akan bergerak menekan dari sisi dalam, sedangkan kaliper terpasang tetap pada knuckel kemudi. Akibat tekanan ini maka pad akan terdorong dengan pegas karet. Ketika tekanan hilang maka pad akan kembali ke posisi semula.

3.    Pad Rem
Pad rem dalam sistem rem cakram merupakan bagian yang secara langsung berhubungan atau bergesekan dengan cakram yang akhirnya menghasilkan pengereman. Pad terbuat dari metalik fiber dicampur serbuk tembaga yang mampu menahan panas akibat gesekan serta memiliki kekerasan yang cukup tingg`i. Untuk mengetahui keausan maksimum suatu pad akibat gesekan maka pada pad diberi celah pembatas agar diketahui keausan pad. Bila pad sudah aus maka perlu diganti, hal ini untuk mengetahui pengeraman kendaraan yang baik. Keausan pad menyebabkan clearance antara pad dengan cakram terlalu renggang sehingga saat rem bekerja melalui penekanan piston maka gesekan akan berkurang dan cakram akan kurang terjepit pad. Hal ini menyebabkan pengereman tidak berlangsung baik.

3)    Master Cylinder
Master silinder terdiri dari tangki reservoir, yang berisi minyak rem, serta piston dan silinder, yang menghasilkan tekanan hidrolik. Ada dua jenis dari master silinder. Master silinder tunggal menggunakan satu piston untuk memberikan tekanan hidrolik untuk semua silinder roda empat. Master silinder ganda menggunakan dua piston untuk memberikan tekanan hidrolik secara terpisah ke silinder roda dari depan atau roda belakang atau bagian depan kanan dan kiri belakang serta bagian depan kiri dan kanan roda belakang. Jenis master silinder ganda lebih sering digunakan dibandingkan dengan jenis tunggal. Master silinder ganda memiliki dua saluran hidrolik independen. Jika salah satu dari garis gagal berfungsi, jalur lain masih mampu berfungsi.
               

4)     Booster Rem
Fungsi
Kekuatan pengemudi ketika menekan pedal rem tidak akan cukup untuk menyebabkan rem untuk beroperasi menghentikan kendaraan dengan cepat. Booster rem menggandakan tenaga pedal pengemudi sehingga gaya pengereman besar. Booster rem dapat menjadi bagian master silinder atau dipasang secara terpisah. Booster rem memiliki diafragma yang dioperasikan oleh perbedaan tekanan antara tekanan atmosfer dan vakum yang dihasilkan di dalam intake manifold mesin. Master silinder diaktifkan bersama oleh pedal dan diafragma untuk membuat kekuatan pengereman besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar